Memang manusia tidak bisa perfect, seberapa orang berusaha pasti dia pernah melakukan kesalahan.
Sadar akan keterbatasan manusia, yang tadinya aku mempunyai ekspektasi sempurna dalam hidupku lama-lama memudar. Biasanya yang ada dalam hidup di dunia, ekspektasi di dunia adalah kesempurnaan pribadi. Kalau aku pikir-pikir hal itu tidak mungkin, nabi-nabi saja punya masa lalu kelam dan selama hidupnya dibentuk Tuhan. Apalagi kita atau aku yang manusia biasa. Jadi aku merasa rendah dihadapanNya, semakin kecil dan terlihat Tuhan semakin besar. Cuma Tuhan yang sempurna...
Tidak ada yang sempurna di dunia ini jadi teman-teman tidak perlu membuat ekspektasi sempurna dalam diri karena Tuhan menerima kita apa adanya diri kita dengan segala keterbatasan dan kelemahan kita dan Tuhan pula yang menyempurnakan kita sampai pada akhir prosesNya hingga menjadi emas yang murni...
Selama ini aku belajar untuk tidak melihat standar dunia, namun berusaha tetap terus berkenan di hadapan Tuhan. Bukankah itu lebih baik dibanding kita bersusah payah mencapai standar itu namun tidak dikenanNya...
Manusia melihat apa yang nampak namun Tuhan melihat hati...
Keep strong!!
GBU
#AllisfromAbove
Jumat, 11 Maret 2016
Kamis, 10 Maret 2016
Belajar rendah hati karena kasih Tuhan
Di dalam prosesku melayani, Tuhan mengajarkanku untuk rendah hati. Bukan berarti karena punya harta lebih, aku pun hidup bukan bergelimang harta...namun rendah hati atau sikap hati yang tidak sombong dihadapanNya. Karena kesombongan manusia bukan dari faktor harta saja. Tapi memang bisa dibilang, meskipun aku broken home atau setidaknya tidak tinggal dirumah kumuh aku angkuh karena aku anak Tuhan. Dulu saat aku masih katholik, aku pikir aku sudah mempunyai kasih dan hati untuk melayani. Namun seiring berjalannya waktu, aku melihat kenyataan bahwa ada anak-anak Tuhan lain lebih beruntung dari aku soal rohani dan jasmani. Selain itu mereka punya hati lebih entah itu berasal darimana. Kupikir awalnya mereka adalah anak-anak yang lebih baik dari aku, karena aku menjadi terintimidasi sendiri karena dosa-dosaku dan sikap hatiku yang tidak benar.
Namun Tuhan memberikan hikmatNya padaku, seberapa jauhnya dan seberapa kerasnya aku berusaha memiliki kasih dengan kekuatanku...aku selalu gagal. Kalau tidak karena kasihNya yang mengalir di hatiku, aku tidak mungkin bisa mengasihi total atau dengan tulus melayani. Disitu hatiku terbuka dan mulai lega berpikir bahwa setiap manusia perlu kasih Tuhan mengalir dihatinya untuk dapat mempunyai hati mengasihi...
Dan aku percaya seberapa keras hati orang jika dia disentuh oleh kasih Yesus akan melembut hatinya...
Betapa besar kuasa kasih Yesus...
GBU
#AllisfromAbove
Namun Tuhan memberikan hikmatNya padaku, seberapa jauhnya dan seberapa kerasnya aku berusaha memiliki kasih dengan kekuatanku...aku selalu gagal. Kalau tidak karena kasihNya yang mengalir di hatiku, aku tidak mungkin bisa mengasihi total atau dengan tulus melayani. Disitu hatiku terbuka dan mulai lega berpikir bahwa setiap manusia perlu kasih Tuhan mengalir dihatinya untuk dapat mempunyai hati mengasihi...
Dan aku percaya seberapa keras hati orang jika dia disentuh oleh kasih Yesus akan melembut hatinya...
Betapa besar kuasa kasih Yesus...
GBU
#AllisfromAbove
Minggu, 06 Maret 2016
Sukacita kesaksian tentang mamaku sejak menerima Yesus
Shalom!!
Aku baru pulang gereja di GBI Tamini, Puji Tuhan hari ini aku sangat diberkati pasalnya hari ini aku punya cerita-cerita sama mama dan khotbah hari ini pun sangat memberkati.
Aku sama mama memang suka ngobrol tentang Tuhan Yesus, sejak mamaku menjadi orang percaya aku sangat bersyukur dan lebih bersyukur karena mempunyai orang tua yang mengerti keimananku percaya sama Tuhan Yesus, meskipun setiap pergumulan kupercayakan sepenuhnya sama Tuhan tapi ada lah cerita atau curhatan ke mamaku supaya dapat tuntunan dan bimbingan orang tua. Aku seneng banget soalnya sebelum mamaku menjadi orang percaya aku ga tau mesti curhat ke siapa terutama aku mencari sosok orang tua. Kalo mau cerita atau curhat ke papaku kayaknya aku kurang yakin meskipun dia yang mengenalkanku sejak kecil kepada Tuhan Yesus tapi aku ngga bisa share atau bicara soal Tuhan Yesus lebih dalam sama dia karena beberapa hal.
Aku seneng banget dan berterima kasih sama Tuhan karena mamaku menjadi orang percaya yang imannya sudah bisa kliatan lewat kesaksian-kesaksian hidupnya setelah menerima Tuhan Yesus. Lewat mamaku, aku dikuatkan oleh kesaksiannya dan apa yang dia ucapkan tentang Tuhan. Memang sejak kecil aku berdoa pada Tuhan supaya mamaku bisa mengenal Tuhan Yesus pada akhirnya, dan terutama sejak papaku menikah lagi aku minta sama Tuhan supaya aku diberikan orang tua yang dapat menuntun dan membimbing aku soal keimananku sama Tuhan Yesus. Dan atas kasih karuniaNya yang begitu luar biasa, Tuhan mengabulkan doaku. Perjalanan iman yang cukup lama dan dibutuhkan kesabaran serta ketekunan doa. Dan yang lebih bikin sukacita lagi adalah mamaku menerima Tuhan Yesus karena perjumpaannya sendiri, maksudnya pengalaman hidupnya sendiri bersama Tuhan tanpa paksaan ataupun karena orang lain namun karena Tuhan yang memberi hikmat pengertian dan pengenalan akan diriNya.
Memang percaya Tuhan bukan berarti jalan hidup akan lurus dan senang-senang saja karena Tuhan tidak menjanjikan langit selalu biru tetapi Dia janji selalu menyertai. Dia juga tidak janji jalan selalu rata tetapi Dia janji memberikan kekuatan.
Setelah mamaku menjadi orang percaya tentu saja ada harga yang harus dibayar dalam mengikut Tuhan Yesus, kalau kata Pdt. Freddy harga yang harus dibayar itu adalah tetesan air mata.
Nah, tadi aku sama mamaku sebelum masuk gereja kita minum-minum dulu di foodcourt. Disitu kita ngobrol-ngobrol soal melayani keluarga. Aku memang dari dulu karena merasa menjadi orang berdosa yang ditebus Tuhan pengen banget melayani Dia tapi aku cerita sama mamaku tentang kesiapanku untuk melayani dan minta sama Tuhan bahwa aku mau dipakai dan kalau Tuhan mau pakai aku minta supaya Tuhan persiapkan aku untuk dapat melayaniNya dengan kesungguhan hati. Karena yang aku pikir melayani Tuhan itu ga main-main, bukan masalah harga diri atau nama baik namun nama Tuhan yang dipermuliakan. Aku ga mau kalau aku melayani Tuhan setengah-setengah. Kalau kata pendeta di gereja, melayani Tuhan harus dengan hati yang hancur. Dan tadi aku cerita sama mama kalau aku sadar sekarang aku pun sedang di proses Tuhan, bagaimana Tuhan sedang merendahkan hatiku untuk aku dapat melayaniNya. Aku diberi tahu tentang bagaimana keadaanku dan keadaan orang-orang sekelilingku dengan sikap hatiku yang sekarang karena aku teringat memang itu aku sendiri yang meminta pada Tuhan Yesus. Dan akhirnya mamaku cerita bahwa mamaku juga punya hati untuk melayani dan dia bertanya pada Tuhan bagaimana kalau dia melayani Tuhan. Mamaku mendapatkan bahwa jawaban Tuhan adalah pertama-tama mamaku harus melayani keluarga dulu. Dan memang setelah mamaku berhenti menjadi pramugari dan menerima Tuhan Yesus, banyak perkara yang terjadi dalam keluarga contohnya beberapa anggota keluarga sakit. Dan disitulah mamaku merespon jawaban Tuhan dengan melayani keluarga untuk kemuliaan Tuhan. Aku menyadari dari cerita mama bahwa aku pun turut melayani keluarga kalau diingat-ingat, berarti lewat contoh mama akupun diproses lewat keluarga dulu. Dalam hal ini aku sama mamaku merasa bahwa situasi kita sama di dalam proses Tuhan untuk melayaniNya.
Aku sama mamaku selama ini belajar untuk ngga khawatir akan hidup kami, karena kami sadari penyertaanNya selalu ada, berkatNya selalu ada. Disaat aku sama mamaku benar-benar mencari wajahNya dan berusaha berkenan di hadapanNya, ada saja kasih karuniaNya yang mengalir dalam hidup kami. Bukan berarti aku ngga punya kekhawatiran, wajar sebagai manusia tetapi mama ada disampingku sekarang memberiku kekuatan sehingga imanku pun bertumbuh pada Tuhan Yesus.
Terima kasih Tuhan Yesus, hari ini aku sadari proses mama menerima Tuhan Yesus adalah salah satu hadiah terindah dari doa ku yang dijawab oleh kebaikan dan kemurahan hatiMu selama ini. Ditengah situasi yang tidak mudah aku masih bisa melihat kebesaranMu, penyertaanMu, kebaikanMu, kemurahanMu, kemuliaanMu dalam hidupku.
Praise The Lord!
God bless u
#AllisfromAbove
Aku baru pulang gereja di GBI Tamini, Puji Tuhan hari ini aku sangat diberkati pasalnya hari ini aku punya cerita-cerita sama mama dan khotbah hari ini pun sangat memberkati.
Aku sama mama memang suka ngobrol tentang Tuhan Yesus, sejak mamaku menjadi orang percaya aku sangat bersyukur dan lebih bersyukur karena mempunyai orang tua yang mengerti keimananku percaya sama Tuhan Yesus, meskipun setiap pergumulan kupercayakan sepenuhnya sama Tuhan tapi ada lah cerita atau curhatan ke mamaku supaya dapat tuntunan dan bimbingan orang tua. Aku seneng banget soalnya sebelum mamaku menjadi orang percaya aku ga tau mesti curhat ke siapa terutama aku mencari sosok orang tua. Kalo mau cerita atau curhat ke papaku kayaknya aku kurang yakin meskipun dia yang mengenalkanku sejak kecil kepada Tuhan Yesus tapi aku ngga bisa share atau bicara soal Tuhan Yesus lebih dalam sama dia karena beberapa hal.
Aku seneng banget dan berterima kasih sama Tuhan karena mamaku menjadi orang percaya yang imannya sudah bisa kliatan lewat kesaksian-kesaksian hidupnya setelah menerima Tuhan Yesus. Lewat mamaku, aku dikuatkan oleh kesaksiannya dan apa yang dia ucapkan tentang Tuhan. Memang sejak kecil aku berdoa pada Tuhan supaya mamaku bisa mengenal Tuhan Yesus pada akhirnya, dan terutama sejak papaku menikah lagi aku minta sama Tuhan supaya aku diberikan orang tua yang dapat menuntun dan membimbing aku soal keimananku sama Tuhan Yesus. Dan atas kasih karuniaNya yang begitu luar biasa, Tuhan mengabulkan doaku. Perjalanan iman yang cukup lama dan dibutuhkan kesabaran serta ketekunan doa. Dan yang lebih bikin sukacita lagi adalah mamaku menerima Tuhan Yesus karena perjumpaannya sendiri, maksudnya pengalaman hidupnya sendiri bersama Tuhan tanpa paksaan ataupun karena orang lain namun karena Tuhan yang memberi hikmat pengertian dan pengenalan akan diriNya.
Memang percaya Tuhan bukan berarti jalan hidup akan lurus dan senang-senang saja karena Tuhan tidak menjanjikan langit selalu biru tetapi Dia janji selalu menyertai. Dia juga tidak janji jalan selalu rata tetapi Dia janji memberikan kekuatan.
Setelah mamaku menjadi orang percaya tentu saja ada harga yang harus dibayar dalam mengikut Tuhan Yesus, kalau kata Pdt. Freddy harga yang harus dibayar itu adalah tetesan air mata.
Nah, tadi aku sama mamaku sebelum masuk gereja kita minum-minum dulu di foodcourt. Disitu kita ngobrol-ngobrol soal melayani keluarga. Aku memang dari dulu karena merasa menjadi orang berdosa yang ditebus Tuhan pengen banget melayani Dia tapi aku cerita sama mamaku tentang kesiapanku untuk melayani dan minta sama Tuhan bahwa aku mau dipakai dan kalau Tuhan mau pakai aku minta supaya Tuhan persiapkan aku untuk dapat melayaniNya dengan kesungguhan hati. Karena yang aku pikir melayani Tuhan itu ga main-main, bukan masalah harga diri atau nama baik namun nama Tuhan yang dipermuliakan. Aku ga mau kalau aku melayani Tuhan setengah-setengah. Kalau kata pendeta di gereja, melayani Tuhan harus dengan hati yang hancur. Dan tadi aku cerita sama mama kalau aku sadar sekarang aku pun sedang di proses Tuhan, bagaimana Tuhan sedang merendahkan hatiku untuk aku dapat melayaniNya. Aku diberi tahu tentang bagaimana keadaanku dan keadaan orang-orang sekelilingku dengan sikap hatiku yang sekarang karena aku teringat memang itu aku sendiri yang meminta pada Tuhan Yesus. Dan akhirnya mamaku cerita bahwa mamaku juga punya hati untuk melayani dan dia bertanya pada Tuhan bagaimana kalau dia melayani Tuhan. Mamaku mendapatkan bahwa jawaban Tuhan adalah pertama-tama mamaku harus melayani keluarga dulu. Dan memang setelah mamaku berhenti menjadi pramugari dan menerima Tuhan Yesus, banyak perkara yang terjadi dalam keluarga contohnya beberapa anggota keluarga sakit. Dan disitulah mamaku merespon jawaban Tuhan dengan melayani keluarga untuk kemuliaan Tuhan. Aku menyadari dari cerita mama bahwa aku pun turut melayani keluarga kalau diingat-ingat, berarti lewat contoh mama akupun diproses lewat keluarga dulu. Dalam hal ini aku sama mamaku merasa bahwa situasi kita sama di dalam proses Tuhan untuk melayaniNya.
Aku sama mamaku selama ini belajar untuk ngga khawatir akan hidup kami, karena kami sadari penyertaanNya selalu ada, berkatNya selalu ada. Disaat aku sama mamaku benar-benar mencari wajahNya dan berusaha berkenan di hadapanNya, ada saja kasih karuniaNya yang mengalir dalam hidup kami. Bukan berarti aku ngga punya kekhawatiran, wajar sebagai manusia tetapi mama ada disampingku sekarang memberiku kekuatan sehingga imanku pun bertumbuh pada Tuhan Yesus.
Terima kasih Tuhan Yesus, hari ini aku sadari proses mama menerima Tuhan Yesus adalah salah satu hadiah terindah dari doa ku yang dijawab oleh kebaikan dan kemurahan hatiMu selama ini. Ditengah situasi yang tidak mudah aku masih bisa melihat kebesaranMu, penyertaanMu, kebaikanMu, kemurahanMu, kemuliaanMu dalam hidupku.
Praise The Lord!
God bless u
#AllisfromAbove
Langganan:
Postingan (Atom)