Cita-citaku mau jadi dokter, pramugari atau guru sepertinya ga aku lanjutin karena beberapa hal.
Aku mulai tau bahwa talentaku adalah menulis dan sedikit kerajinan tangan, lebih ke seni.
Sedikit demi sedikit Tuhan bukakan jalan, hanya tinggal akunya saja yang harus rajin.
Terlebih dari itu, aku memang tidak tau masa depanku akan menjadi apa.
Aku biarkan Tuhan yang bentuk aku menuju masa depanku, entah atau hanya menjadi ibu rumah tangga.
Atau seorang misionaris, aku tidak tau.
Jelas yang kutahu rancanganNya untuk hidupku adalah rancangan damai sejahtera bukan kecelakaan, aku akan terus naik dan bukan turun, akan menjadi kepala dan bukan ekor, dan apapun yang dikerjakan buah tanganku akan berhasil.
Semua kumulai dengan iman sekecil biji sesawi.
Ketika aku mulai setia dalam perkara kecil, aku percaya Tuhan mulai memberiku perkara besar.
Sama-sama belajar, aku dan mamaku sebagai pembimbingku sedang nurut diatur Tuhan asal mau taat.
Ya, biar Tuhan Yesus saja yang menjadi kepala rumah tangga di rumahku.
Perlahan-lahan aku menyadari penyertaan Tuhan dalam hidupku.
Aku percaya bahwa meskipun kelihatan diam, sebenarnya Dia sedang menenun hidupku.
Dalam hal-hal kecil di tiap hariku, aku tahu Dia memperhatikanku, mengajariku, membimbingku untuk dapat lebih dewasa.
Terus berjuang dan tetap mengandalkan Tuhan...itu yang akan menjadi pola hidupku seterusnya.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar