Jumat, 15 Januari 2016

Kekuranganku ternyata adalah kelebihanku

Sejak 2009 aku didiagnosa depresi, aku selalu berdoa pada Tuhan untuk menyembuhkanku. Prosesnya memang tidak instan perlu waktu. Namun seiring berjalannya waktu diagnosa menjelaskan aku adalah orang dengan bipolar dan skizofrenia. Bipolar identik dengan moodku yang suka berubah secara drastis naik turun. Dan skizofrenia identik dengan halusinasi.

Aku tidak tau mengapa terjadi seperti ini pada akhirnya. Kupikir aku sehat dan normal seperti lainnya. Aku terus berdoa kebaikan apa yang bisa kudapat dengan semua ini. Lama-lama Tuhan menjelaskan lewat Roh Kudus-Nya bahwa apa yang kuderita ini untuk proses yang Tuhan izinkan memperlihatkan kebaikan dan kemuliaanNya.

Tidak sampai disitu, aku minta pada Tuhan untuk ditemukan dengan dokter yang mampu menanganiku dengan lembut hati dan menjelaskan bahwa semua baik-baik saja.
Akhirnya Tuhan mengabulkan, aku bertemu dokter yang dapat memahamiku. Bahwa skizofrenia ku bukanlah sebuah kekurangan, justru adalah kelebihanku yang orang lain tidak punya yang dimaksud adalah kesensitifanku. Dia seorang anak Tuhan yang menjadi dokter jiwa. Mungkin orang dunia mengatakan bahwa skizofreniaku ini adalah penyakit yang orang jarang temukan dan membuat orang-orang di sekitar menjauh. Namun ternyata dibalik semua itu Tuhan punya rencana yang lebih baik dan lebih indah. Bahwa penyakit pun bisa dibuatnya mempunyai arti dalam hidup kita menjadi kebaikan yang selama ini Tuhan inginkan agar kita merendahkan hati di hadapanNya.

Apapun itu walaupun aku belum bisa melihat rancangan Tuhan, imanku mengatakan bahwa semua akan indah pada waktuNya.


JBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar